Budidaya Tanaman Ashitaba

Tanaman ashitaba dikelompokkan dalam jenis tanaman perdu hijau yang sangat bermanfaat. ashitaba banyak dimanfaatkan untuk bidang  kesehatan dan kecantikan. tanaman ashitaba akan tumbuh dengan baik ditanah yang subur, memiliki kelembaban tinggi dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. ashitaba banyak dibudidayakan di daerah pengunungan/perbukitan, salah satu lokasi budidaya ashitaba yang berada di Desa Sembalun Lombok yang memiliki ketinggian 1200 mdpl yang berada dikaki Gunung Rinjani Lombok.
tingkat kesuburan, suhu dan kealamian tanah di desa sembalun menyebabkan tanaman ashitba tumbuh dengan baik dan kasiat tanaman tersebut tetap terjaga. dalam melakukan perawatan tanaman ashitaba tidak boleh menggunkan obat-obatan/ pupuk kimia, harus benar-benar alami, karena kalau menggunakan pupuk/pestidida kimia akan menngakibatkan banyak zat kimia jahat.
Tanaman ashitaba dapat mulai di panen/ diambil getahnya minimal berumur 6 bulan- 12 bulan sejak penanaman tergantung dari cara perawatannya. perawatan tanaman ashitaba bisa digologkan rumit dan harus dengan hati yang penuh dengan kesabaran untuk menunggu pertumbuhan batang dan daun, hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan menunggu hingga tiba waktunya untuk melakukan panen/pengambilan getah. tingkat kerumitan dalam pengerjaan dan kelangkaan ashitaba membuat hasil dari tanaman ashitaba tergolong mahal untuk obat herbal.
Getah 
getah ashitaba diambil dengan cara memotong pelepah daun  dengan menggunakan picau kemudian dibiarkan beberapa saat sampai getah terkumpul pada ujung pelepah yang dipotong tadi, kemudian dikupulkan kedalam gelas menggunakan bantuan pusau atau batang ashitaba yang di potong. dalam satu pelepah ashitaba hanya bisa menghasilkan 3-4 tetes getah, makin besar umbi dan pelepah maka makin banyak getah yang dihasilkan. satu pohon ashitaba hanya bisa diambil getahnya 1 kali dalam sehari. bisa dibayangkan begitu rumitnya dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mendapatkan 1 liter getah ashitaba. 


Daun 
Daun ashitaba diambil dari pelepah ashitaba yang dipotong saat mengambil getahnya, daun ashitaba kemudian dikumpulkan kesebuah wadah untuk dibersihkan dan disortir. setelah daun disortir kemudian gunting-gunting, 1 lembar daun ashitaba dipotong menjadi 3 atau 4 bagian untuk mempercepat dalam proses pengeringan. 
teh ashitaba

untuk melakukan pengeringan daun ashitaba yang sudah dipotong-potong dimasukkan dalam sebuah green house. proses pengeringan membutuhkan waktu 2-3 hari. kualitas daun kering yang baik biasanya berwarna hijau, tidak jauh berbeda dari warna duan waktu masih basah. daun ashitaba kering lansung bisa dikonsumsi sepeti teh pada umumnya atau diolah lagi menjadi bubuk/powder untuk dijadikan campuran pada makanan atau minuman.


3 komentar:

  1. Bagaimana cara budidayanya, dan apakah bisa tumbuh jika di dataran sulawesi Tenggara?? Terimakasih

    BalasHapus
  2. Bagaimana cara budidayanya, dan apakah bisa tumbuh jika di dataran sulawesi Tenggara?? Terimakasih

    BalasHapus
  3. wah getahnya juga bermanfaat ya... mantab juga nih tanaman..

    http://obatasliindonesia.com/obat-alami-radang-prostat-mujarab/

    BalasHapus